Jenis Banjir di Indonesia, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Beberapa waktu
belakangan ini, kabar soal banjir santer diberitakan. Terbaru, banjir melanda
sejumlah wilayah di Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Di mana banjir
terjadi sejak Jumat (10/03/2023) lalu, yang dipicu oleh hujan dengan intensitas
tinggi yang mengakibatkan meluapnya Sungai Musi.
Selain curah hujan
tinggi, banjir dapat disebabkan oleh faktoar-faktor lain. Bahkan di Indonesia
sendiri terdapat jenis-jenis banjir yang berbeda. Apa saja?
Berikut ini Parboaboa akan menjelaskan secara mendalam tentang 7 jenis banjir, penyebab dan
cara mengatasinya. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Banjir
Banjir adalah salah satu bencana alam yang menjadikan
kondisi daratan tergenang oleh aliran air dalam volume yang berlebihan. Menurut
KBBI , pengertian banjir adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap, air yang
banyak dan mengalir deras, serta peristiwa terbenamnya darta karena volume air
meningkat.
Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan, pedesaan
yang memiliki wilayah resapan air yang luas pun dapat mengalaminya. Tentunya
banjir di perkotaan dan pedesaan disebabkan oleh faktor – faktor yang berbeda
dan menimbulkan dampak kerugian yang berbeda pula.
Bahkan di kota-kota besar peristiwa banjir seakan sudah menjadi agenda tahunan
yang datang ketika musim penghujan. Sedangkan banjir di daerah pedesaan umumnya
disebabkan oleh gundulnya hutan sehingga debit air sungai meluap atau bisa
disebut banjir bandang.
Jenis-Jenis Banjir
Bencana banjir dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Banjir Biasa
Banjir biasa adalah banjir yang disebabkan
oleh meluapnya air yang berasal dari sungai, danau, selokan yang mengenangi
wilayah sekitarnya. Banjir jenis ini adalah banjir yang sering terjadi dan
dialami masyarakat. Umumnya, banjir ini disebabkan oleh debit air yang
meningkat akibat hujan deras dalam waktu yang lama.
2.
Banjir Rob
Banjir rob adalah genangan air yang terjadi
di kawasan pesisir akibat pasang surut air laut. Biasanya banjir ini terjadi di
daerah pinggiran pantai yang memiliki ketinggian permukaan tanah di bawah
permukaan air laut.
3.
Banjir Bandang
Banjir bandang adalah jenis banjir yang
sangat berbahaya. Ketika banjir bandang terjadi, air bercampur dengan material
lain, seperti lumpur, bebatuan, dan batang pohon yanng akan menciptakan
kerusakan parah pada daerah-daerah
yang dilewatinya. Banjir ini datang secara tiba-tiba dan diakibatkan oleh intensitas
hujan yang tinggi di daerah pegunungan serta pengaruh kondisi hutan yang
gundul.
4.
Banjir Lahar Dingin
Banjir lahar dingin adalah material letusan
gunung api berupa abu, kerikil, pasir, dan bebatuan yang tersapu air hujan di
bagian hulu dan turun melalui lerang gunung atau sungai-sungai.
5. Banjir Kiriman
Banjir kiriman terjadi ketika air dari hulu sungai atau daerah yang
lebih tinggi mengalir deras ke daerah yang lebih rendah. Banjir jenis ini
sering terjadi di wilayah dataran tinggi atau pegunungan yang curah hujannya
tinggi.
6. Banjir Air Pasang
Banjir air pasang terjadi ketika air laut naik akibat pasang surut dan
memasuki wilayah pesisir. Banjir jenis ini sering terjadi pada musim hujan dan
bisa merusak infrastruktur dan lingkungan di daerah pesisir.
7. Banjir Sungai Tumpah
Banjir sungai tumpah terjadi ketika air sungai meluap dari alur
normalnya dan membanjiri daerah sekitarnya. Banjir jenis ini sering terjadi di
daerah-daerah sungai besar dan seringkali merusak infrastruktur dan lingkungan.
Penyebab
Banjir
Banjir pada masing-masing wilayah dipengaruhi oleh beberapa
penyebab atau faktor tertentu, yaitu faktor alam dan faktor manusia yaitu:
1.
Topografi Wilayah
Wilayah dengan topografi rendah atau daratan rendah lebih berisiko
mengalami banjir dibandingkan daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengn
prinsip air, yakni akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Banjir umumnya terjadi di daerah hilir kawasan daerah aliran sungai.
Karena dipastikan daerah hilir memiliki ketinggian yang lebih rendah
diabndingkan daerah hulu.
2.
Intensitas Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi dalam jangka yang panjang akan meningkatkan
risiko banjir. Volume air di daratan akan meningkat karena tanah memiliki
tingkat kejenuhan air dalam kadar tertentu. Air hujan yang jatuh ke daratan
akan memenuhi saluran-saluran
air, seperti sungai. Jika volume air terlalu banyak, maka sungai akan meluap
dan menimbulkan bencana banjir.
3.
Daerah Resapan Air
Daerah dengan resapan air seperti hutan kota dan ruang terbuka hijau
sangatlah diperlukan khususnya di perkotaa. Daerah-daerah tersebut dapat menjadi daerah
resapan air dan mencegah terjadinya banjir.
Namun sayang, pembangunan besar-besaran dilakukan tanpa mempertimbangkan area resapan air.
Apabila permukaan tanah tertutupi oleh beton atau aspal, maka air tidak dapat
meresap dan akan menggenang.
4.
Aliran Sungai
Kelancaran aliran sungai air pada selokan dan sungai juga menjadi faktor
terjadinya banjir atau tidak. Sungai serta selokan yang dipenuhi oleh sampah
yang menumpuk akan menghambat aliran air, sehingga air akan meluap ke daratan.
5.
Kondisi Hutan
Hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan, termasuk
dalam mengendalikan banjir. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan berperan untuk menahan dan menyerap
air. Jika kondisi hutan rusak dan gundul, baik karena alih fungsi lahan dan
penebangan liar, maka akan berakibat kepada volume air pada aliran sungai
bagian hilir.
Cara Mengatasi Banjir
Manusia bertugas untuk mengatasi dan mengendalikan debit air agar banjir
tidak terjadi. Upaya ini harus didukung oleh berbagai pihak agar berhasil dan
memberikan manfaat yang signifikan, yaitu:
1.
Hilangkan kebiasaan untuk membuang sampah
sembarangan.
2.
Melakukan pengerukan pada daerah aliran air
apabila terjadi sedimentasi. Pengerukan ini bertujuan sebagai kegiatan
pembersihan sampah.
3.
Membuat sistem pemantauan dan peringatan banjir
pada daerah-daerah yang
dianggap rawan banjir.
4.
Melakukan reboisasi atau penghijauan pada daerah
aliran sungai.
5.
Membangun area tampungan air. Seperti tanggul
atau waduk. Fungsinya adalah untuk menampung debit air yang meningkat serta dapat
dimanfaatkan sebagai irigasi dan sumber air ketika musim kemarau.
6.
Menyediakan area resapan air berupa ruang
terbuka hijau, taman kota, atau hutan kota yang dapat mencegah genangan air dan
menjadi limpasan.
7.
Penertiban pemukiman di wilayah bantaran sungai
harus dilakukan, karena dapat menyebabkan pendangkalan dan mengurangi daya
tampung sungai.
Demikianlah beberapa jenis-jenis banjir yang umum
terjadi di Indonesia. Banjir merupakan bencana alam yang seringkali merusak
infrastruktur dan lingkungan serta mengancam keselamatan jiwa manusia. Oleh
karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan mitigasi yang tepat guna mengurangi
dampak buruk yang ditimbulkan oleh banjir.
Comments
Post a Comment